Zainal menambahkan, ormas di Banyumas salah sasaran menolak FPI. Seharusnya, kata Zainal, yang ditolak mereka adalah Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan kampanye lesbian, gay, bisexual dan transgender (LGBT) yang meresahkan masyarakat.
"Ke mana mereka dengan keberadaan Gafatar dan LGBT yang menyimpang itu. Kenapa justru yang ditolak FPI?" ujar Zainal Petir menegaskan.
Meski ditolak, Zainal menyatakan FPI tetap akan masuk ke Banyumas. Lagi pula, kata Zainal, dalam berorganisasi, FPI Jateng juga tidak pernah melakukan kekerasan. "FPI Jateng itu humanis. Melakukan pemberdayaan masyarakat," beber Zainal.
Zainal mengklaim, dalam upaya menyeru kebenaran dan menyisir tempat-tempat maksiat, FPI Jateng selalu berkoordinasi dengan aparat Polisi. "Kita punya strategi. Kita tidak pernah melakukan pemaksaan. Karena ormas tidak punya hak melakukan pemaksaan. Yang berhak melakukan pemaksaan adalah institusi kepolisian," ungkap Zainal Petir.
(Fransiskus Dasa Saputra)