KAMPALA – Enam kasus mutilasi dan pembunuhan sadis terhadap anak yang diduga dijadikan tumbal, dilaporkan terjadi selama Pemilu Uganda yang digelar baru-baru ini. “Pengorbanan” anak untuk dijadikan tumbal dipercaya mampu membawa keberuntungan untuk membawa kekuasaan dan kekayaan.
“Kasus pengorbanan anak merupakan kasus umum saat pemilihan umum. Ini karena beberapa orang percaya pengorbanan ‘darah’ anak bisa membawa kekayaan dan kekuasaan,” kata Shelin Kasozi dari Kyampisi Childcare Minister (KCM), sebuah badan amal yang peduli akan keselamatan anak di Uganda sebagaimana yang dilansir Reuters, Senin (29/2/2016).
Kasozi mengatakan kasus ini sudah dilaporkan sejak Oktober 2015 hingga Februari 2016 di Ssembabule, Mukono dan Mubende distrik di pusat Uganda. Tersangka telah ditahan, tetapi kasus belum sampai ke pengadilan.
Moses Binoga, Koordinator Lembaga Anti-Trafficking yang bertugas di Kementerian Dalam Negeri Uganda mengatakan, sejumlah anak-anak telah dilaporkan hilang di masa pemilu. Tapi dia tidak bisa mengonfirmasi laporan KCM dan mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.
Binoga menyatakan, tujuh anak dan enam korban dewasa dilaporkan tewas pada 2015. Sementara di tahun 2014 dilaporkan sembilan anak dan empat tewas dalam pembunuhan dan mutilasi.
Untuk diketahui, Presiden Yoweri Museveni kembali memenangkan pemilu pada 18 Februari 2016 lalu. Dia memperpanjang kekuasaannya selama 30 tahun. Hal ini dikritik oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Uganda saat itu secara bersamaan menggelar pemilihan kepala daerah dan pemilihan anggota parlemen.
(Silviana Dharma)