Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kompleks, Persoalan Sarkem Bukan Hanya Prostitusi

Kompleks, Persoalan Sarkem Bukan Hanya Prostitusi
(Foto: Harianjogja)
A
A
A

YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta belum berencana melakukan penataan lokalisasi prostitusi di kawasan Pasar Kembang (Sarkem) dalam waktu dekat. Alasannya persoalan yang terjadi di Kampung Sosrowijayan Kulon itu sangat kompleks, bukan hanya soal prostitusi.

Lurah Sosromenduran, Bambang Endro Wibowo pun menyatakan butuh pendekatan yang soft untuk menghentikan aktivitas PSK di Sarkem karena bukan hanya persoalan PSK-nya. Melainkan lahan penghidupan bagi warga dan juga pengusaha yang memanfaatkan lahan tersebut.

Bambang mengakui rencana penutupan prostitusi yang terlokalisasi di Sarkem hanya menjadi wacana sejak dulu. Karena penutupan itu berkonsekuensi mencarikan lahan pekerjaan bagi masyarakat dan pelaku usaha di Sarkem.

Lokalisasi Sarkem berada di kawasan permukiman warga. Hal itu yang membedakan dengan lokalisasi di tempat lain. Rumah-rumah warga disewakan pada pelaku usaha hiburan dan penjaja seks komersial (PSK) sehingga kawasan tersebut menjadi ladang penghasilan bagi warga sekitar.?

Bambang mengatakan, ada sekitar 60an rumah warga yang disewakan, sementara PSK yang mencari penghidupan di lokasi tersebut sekitar 300an orang, sebagian besar dari luar Yogya, hanya ke Sarkem saat malam hari.

Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti tidak banyak komentar soal lokalisasi Sarkem. Menurutnya, yang terjadi di Sarkem bukan lokalisasi karena pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin lokalisasi. Namun, ia mengakui adanya prostitusi di kawasan tersebut. ?

“Itu berkaitan dengan perilaku disana, hanya butuh kontrol sosial masyarakat.” ujar Haryadi, seperti dikutip dari Harianjogja, Rabu (2/3/2016).

(Amril Amarullah (Okezone))

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement