"Saya mengubah Kota Beijing menjadi lebih manusiawi dengan mengurangi parkir di depan gedung. Di dunia arsitektur, seperti itu terobosan besar sehingga parkirnya enggak kelihatan dari jalan, hanya kelihatan trotoar saja. Kebahagian saya itu," tutur Emil.
Dijelaskannya, ia memenangkan sayembara tersebut mewakili perusahaan di Hongkong untuk desain tersebut. Ia pun memimpin proyek itu dan akhirnya benar-benar terwujud.
Sementara setelah memiliki berbagai karya di dalam dan luar negeri, apa karya Emil setelah menjadi orang nomor satu di Kota Bandung? Ia merancang berbagai fasilitas publik. Tapi hal itu belum membuatnya bahagia. Sebab ia belum membuat karya arsitektur yang luar biasa.
Karena itulah ia menggagas pembangunan Bandung Technopolis yang merupakan konsep kawasan terpadu di Gedebage. Di sana akan ada perumahan, industri keratif, pusat bisnis, apartemen, ruko, pusat perbelanjaan, hingga pusat pemerintahan.
Desain arsitekturnya dibuat seindah mungkin dibarengi kecanggihan fasilitasnya. Kawasan itu akan jadi wujud Kota Bandung yang canggih tetapi ramah lingkungan. "Saya lagi buat Bandung Technopolis, cuma memang lama saja prosesnya," cetusnya.
Hal yang membuatnya sulit mewujudkan Bandung Tecnopolis adalah persoalan anggaran. Sebab, untuk mewujudkannya dibutuhkan anggaran sangat besar. Tapi hal itu akan diupayakan terwujud agar ia punya karya monumental sebagai Wali Kota Bandung. "Kebahagiaan saya akan sama seperti Beijing Finance Street kalau Bandung Technopolis jadi," tandas Emil.
(Abu Sahma Pane)