JAKARTA - Rapat Paripurna pembukaan masa sidang keempat DPR RI langsung diwarnai interupsi. Kali ini berkaitan dengan rencana Ketua DPR RI Ade Komarudin membangun perpustakaan yang menelan biaya ratusan miliar rupiah dan diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara.
Ketua Komisi IV DPR Edhi Prabowo menyatakan, pembangunan perpustakaan tersebut dirasa tak tepat di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang buruk.
"Melihat situasi ekonomi sekarang dalam situasi yang sulit di mana petani karet menjerit. Harga-harga dalam titik rendah. Harga satu kilogram karet tidak lebih mahal dari satu kilogram beras," kata Edhi dalam sidang paripuna di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2016).
Menurutnya alangkah bijaknya jika DPR menunda pembangunan perpustakaan hingga ada perbaikan perekonomian nasional. Terlebih dana pembangunannya diambil dari pagu anggaran Gedung baru DPR dan Alun-alun Demokrasi senilai Rp570 miliar.
Edhie juga meminta klarifikasi tentang isu yang berkembang, bahwa Akom pernah berkata bahwa pembangunan perpustakaan untuk meluruskan anggota dewan yang berpikiran sesat.
"Kami tanyakan komentar ketua DPR yang mengatakan anggota DPR sesat. Ini harus kita luruskan dulu supaya tidak diplesetakan dan diplintir. Karena kita dipilih oleh rakyat indonesia dengan susah payah. Jangan sampai di sini kita luntur dengan komentar ketua DPR," sebutnya.
Sidang kali ini sendiri diikuti oleh Ade Komarudin diikuti para wakilnya Agus Hermanto sebagai pimpinan sidang, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, dan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan.
(Fahmi Firdaus )