Selama dua bulan ini, Anik menggantungkan hidup dari sisa uang yang ditabungnya kala itu. Sang suami, sudah tak lagi mampu mengais rupiah untuk membuat dapur rumah berasap.
"Suami saya sakit lambung, jadi tidak bisa bekerja sama sekali. Ini sudah berkali-kali berobat. Uang simpanan juga semakin sedikit. Akhirnya ya dicukup-cukupin saja. Bagaimana caranya cukup begitu saja," paparnya.
Pihaknya berharap Pemerintah Kota Mojokerto memiliki gagasan cerdas yang menjadi solusi atas nasib yang menimpanya. Sebab, dengan pencanangan Kota Mojokerto bebas prostitusi tidak hanya membuat penghasilan para pekerja seks komersial (PSK) kehilangan penghasilan. Namun, juga mengganggu ekonomi sebagian warga sekitar lokalisasi.
"Semoga ada solusi. Kalau bisa, tempat ini dibuat ramai seperti dulu dengan cara yang lain. Atau ada dijadikan sentra usaha, sehingga warga di sini bisa hidup lebih baik dari segi perekonomian," harapnya.
[Baca Juga: Jelang Mojokerto Bebas Prostitusi, Petinggi TNI Datangi Lokalisasi]
(Abu Sahma Pane)