JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta Indonesia terlibat secara aktif dalam penyelesaian sengketa Laut China Selatan (LCS). Permintaan tersebut disampaikan pria asal Surakarta, Jawa Tengah itu dalam pidato kenegaraan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Pada 12 Juli 2016, Mahkamah Arbitrase Internasional (PCA) menyatakan China tidak memiliki klaim historis di LCS dan melanggar kedaulatan Filipina. Keputusan tersebut membuat Negeri Tirai Bambu berang dan menyatakan tidak akan menerima penyelesaian lewat pihak ketiga.
“Indonesia terus terlibat secara aktif dalam mendorong penyelesaian sengketa di Laut China Selatan melalui negosiasi dan upaya damai pascapenetapan Mahkamah Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda,” ujar Jokowi di hadapan legislator, Selasa (16/8/2016).
Indonesia diketahui bukan sebagai claimant state dalam sengketa wilayah LCS. Namun dalam beberapa kesempatan, kapal nelayan China kedapatan melakukan praktik illegal fishing di sekitar Laut Natuna. Indonesia secara resmi telah melayangkan protes kepada China atas insiden tersebut.
China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, termasuk Laut Natuna, berdasarkan sembilan garis putus-putus (nine dashed lines). Klaim tersebut tumpang tindih dengan sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
(Wikanto Arungbudoyo)