Pemerintah keduanya berharap gencatan senjata akan memuluskan transisi politik dan mendorong mundurnya Presiden Suriah Bashar al-Assad. Obama sendiri menyadari, selama ini berbagai kesepakatan untuk mengakhiri penderitaan di Suriah gagal, termasuk perjanjian gencatan senjata pada Februari 2016.
"Kami cukup skeptis mengingat banyaknya upaya gencatan senjata yang gagal. Tetapi bagaimanapun juga, upaya mengakhiri krisis kemanusiaan ini layak dicoba agar banyak wanita, anak-anak dan warga sipil yang tidak bersalah bisa mendapatkan makanan, obat-obatan dan kelegaan dari teror yang terus menerus. Semua layak diusahakan," papar Obama.
Kesepakatan antara AS dan Rusia terkait Suriah bisa membuat posisi Obama lebih kuat di akhir masa jabatannya. Perbedaan pandangan akan konflik Suriah ini telah membuat keruh hubungan Obama dan Putin, membuat perselisihan kedua negara masuk pada level terendah sejak Perang Dingin.
Interaksi Obama dan Putin pekan ini dapat menjadi upaya terakhir untuk mengakhiri krisis kemanusiaan global di Suriah. Dukungan kuat Putin terhadap rezim Suriah, pergerakan Moskow di Ukraina dan tuduhan bahwa Rusia mungkin ikut bermain dalam pemilihan presiden di AS telah membuat dinamika politik tersendiri di antara pemimpin kedua negara.
Menurut Obama, partisipasi Rusia dalam masalah ini sangat penting. "Pembicaraan kami dengan Rusia menjadi kunci karena jika bukan karena Rusia, maka Assad dan rezimnya tidak akan mampu mempertahankan serangan mereka," tandas Obama.
(Rifa Nadia Nurfuadah)