Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

NEWS STORY: Kala Pasukan Berbaju Batik Gempur Sekutu, Begini Kisahnya

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 10 September 2016 |11:18 WIB
NEWS STORY: Kala Pasukan Berbaju Batik Gempur Sekutu, Begini Kisahnya
foto: ilustrasi
A
A
A

Soal anak-anak pejuang TKR Oedara yang dikirim ke front Surabaya, jangan sangka mereka sudah pengalaman tempur. Mereka sebenarnya masih sekelas kadet. Anak-anak Siswa Sekolah Militer Oedara “Kesatrian Kertanegara” dengan instrukturnya Letnan Kid Darlim.

Dalam pembelajarannya, mereka kebanyakan langsung praktek. Ya, praktek tempur melawan Sekutu (Inggris) dan NICA (Nederlandsche Indisch Civil Adminisratie) yang ‘ngebonceng’ sekutu.

Pengiriman anak-anak ini merupakan bukti pemenuhan kesepakatan antara TKR Oedara dengan Bung Tomo (Soetomo). Pasalnya karena sang “Jenderal Pemberontak” inilah, TKR Oedara masih utuh berdiri hingga di kemudian hari, “diambil” untuk berada di bawah TKR Djawatan Oedara (cikal bakal TNI AU).

Faktor Bung Tomo

Sebelumnya, anak-anak Pangkalan Bugis ini sempat ingin dilikuidasi oleh TKR Darat Divisi VIII pimpinan Jenderal Mayor Imam Soedja’i. Mereka hendak dileburkan ke TKR Darat. Tapi rencana itu urung dilakukan karena faktor Bung Tomo, pemimpin Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (BPRI).

Di zaman revolusi, siapa yang tak mengenal Bung Tomo? Para pembesar TKR Divisi VIII pun menaruh hormat besar padanya. Di sisi lain saat berkunjung ke Malang pada akhir November 1945, suami anggota PMI Malang Soelistina ini terkesan dengan eksistensi TKR Oedara Malang.

“Tidak ada yang boleh membubarkannya!,” seru Bung Tomo kala itu, sekaligus jadi penegas dukungan Bung Tomo terhadap anak-anak teknik udara Pangkalan Bugis.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement