NASSAU – Seperti sudah diprediksikan oleh lembaga pemantau cuaca setempat, Badai Matthew menghantam keras Kepulauan Bahama yang berada di sekitar Karibia. Sedikitnya 11 orang tewas, lima di antaranya meninggal di Haiti, akibat terjangan badai yang membawa hujan deras dan angin kencang berkecepatan 233,4 kilometer per jam ini.
“Setahu kami banyak rumah rusak akibat badai ini. Beberapa kehilangan atapnya dan mereka terpaksa harus menambalnya. Ada juga yang rumahnya hancur total,” ujar Menteri Dalam Negeri Bahama, Francois Anick Joseph, seperti disitat dari Scotsman, Rabu (5/10/2016).
Selain rumah warga, jembatan utama di negara kepulauan tersebut juga terhempas ombak. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah akses penyeberangan terputus. Demikian juga saluran komunikasi di kawasan tersebut mati total.
Di sisi lain Karibia, warga Republik Haiti juga terkepung badai. Khususnya di Haiti bagian barat, tidak ada seorang pun yang bisa masuk maupun keluar dari kawasan tersebut. Oleh karena itu, belum diketahui perihal adanya korban jiwa dan luka-luka di wilayah itu.
Perdana Menteri Bahama, Perry Christie beberapa jam kemudian juga turut angkat bicara. Dia mengaku sangat khawatir memang dengan dampak yang bisa ditimbulkan badai tersebut atas negaranya yang terletak di timur pantai Florida, negara bagian Amerika Serikat.
“Kami khawatir karena kita tidak bisa mengendalikan alam,” jelasnya.