MANILA – Kinerja 100 hari pertama Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendapat banyak sorotan dari dalam maupun luar negeri. Banyak negara barat, terutama Amerika Serikat mengecamnya sebagai pelaku pelanggaran HAM berat. Namun ternyata, rakyat Filipina berpendapat sebaliknya.
Salah satu komentar datang dari seorang pembuat film sekaligus jurnalis terkemuka di Negeri Lumbung Padi, Joanna Fuertes-Knight. Perempuan berdarah campuran Filipina-Inggris tersebut berpendapat, pendekatan yang dilakukan Duterte untuk memerangi narkoba mungkin mengejutkan komunitas internasional. Akan tetapi, bagi sebagian besar rakyat Filipina, kehadirannya merupakan angin segar.
“Banyak rakyat Filipina beranggapan, presiden yang bekerja lebih baik daripada tidak bekerja sama sekali,” ungkap dokumenter BBC dan VICE yang berfokus menulis artikel kesehatan perempuan dan politik Asia Tenggara tersebut, seperti disitat dari The Guardian, Sabtu (8/10/2016).
Warga Cebu bernama Bong (31) juga berpendapat demikian. “Saya pikir dia sudah bagus dalam menangani isu kejahatan, narkoba dan korupsi. Saya dulunya sering dilanda rasa khawatir dirampok di jalan, tetapi sekarang saya merasa lebih aman,” ucapnya.
Lain lagi kata Ferdinand A Almoradie, penduduk Kota Cagayan de Oro. Kawasan tempat tinggalnya ini terkenal dengan perdagangan jual beli narkobanya.
“Anda bisa bertransaksi narkoba di pinggir jalan sini semudah membeli nasi. (Tetapi, Presiden) Duterte telah membuat banyak perubahan. Dia pemimpin yang melayani dan melindungi integritas seluruh rakyat Filipina dengan baik. Saya berharap, suatu hari, Filipina akan menjadi negara yang bebas dari narkoba sehingga anak dan cucu kami bisa merasa aman,” papar dia.