JAKARTA - Kementerian Luar Negeri melakukan serah terima empat WNI ABK sandera perompak Somalia. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengakui sempat terjadi kesulitan saat pembebasan sehingga memakan waktu cukup lama.
"Upaya pembebasan dilakukan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo pada Januari 2015. Awalnya, upaya pembebasan sandera perompak Somalia berlangsung secara parsial. Kami mengambil langkah berbeda dengan pendekatan komprehensif," tutur Menlu Retno di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016).
Selama 1,5 tahun sejak disandera pada Maret 2012, empat WNI tersebut berada di kapal Naham-3 berbendera Oman. Setelah kapal ditenggelamkan, mereka dipindahkan ke daratan selama tiga tahun hingga bebas.
"Bahkan hingga detik-detik terakhir, mereka masih coba direbut oleh kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan betapa sulit dan kompleksnya upaya pembebasan WNI sandera perompak Somalia," sambung mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu.
Setibanya di Nairobi, Kenya, para sandera perompak Somalia itu dijemput oleh Duta Besar Nairobi serta Direktur Jenderal Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal. Mereka kemudian dibawa ke Wisma Indonesia milik KBRI sesuai instruksi Menlu Retno. Hal ini dilakukan agar mereka merasa seperti di rumah.
Butuh waktu sekira satu pekan untuk membawa mereka kembali. Sebab, keempat ABK WNI sandera perompak Somalia harus menjalani pemeriksaan kesehatan baik fisik maupun kejiwaan. Menlu Retno sangat bersyukur para WNI tersebut tiba di Indonesia dalam keadaan baik.
Prosesi serah terima para WNI sandera perompak Somalia dari Kemlu ke pihak keluarga sendiri dihiasi tangis haru. Tak heran, telah 4,5 tahun keberadaan mereka tidak diketahui keluarga.
(Rifa Nadia Nurfuadah)