Ia memiliki cita-cita menjadi pengusaha bus, dan yang paling utama ialah membahagiakan orang tuanya. "Saya ingin membahagiakan ibu," ucapnya.
Terpisah, wali kelas Erry di Kelas XII IPS SMAN 11, Agus Subiantoro, mengatakan dengan melihat semangat Erry ke sekolah maka pihak sekolah memberikan perlakuan khusus. Mulai dari sudut sekolah yang semula bertingkat diubah agar bisa digunakan kursi roda, hingga sekolah mengizinkan sepeda motor masuk sampai depan kelas hanya untuk Erry.
"Sekolah, guru, teman-temannya mendukung Erry agar terus bersekolah, bahkan teman-temannya ketika ulangan selalu membantu memasukkan lembar jawaban dari jawaban yang sudah Erry coret di lembar soal," bebernya.
Bahkan saat istirahat, teman-temannya banyak membantu agar Erry bisa beristirahat. Meski demikian, pihak sekolah memastikan bahwa Erry mendapat hak yang sama dalam hal pembelajaran di sekolah. Dengan keterbatasan fisiknya harus bisa berkompetisi dengan siswa lain tanpa harus dibedakan. Ia pun mengatakan nilai Erry stabil.
"Terakhir, dia ikut presentasi soal perdagangan internasional di depan kelas. Dia ikut juga menjawab pertanyaan. Ya meskipun dia cukup lambat saat menulis," ujarnya.
(Khafid Mardiyansyah)