Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

9 Konglomerat Korsel Bantah Terlibat Skandal Presiden Park Geun-hye

Rifa Nadia Nurfuadah , Jurnalis-Selasa, 06 Desember 2016 |13:23 WIB
9 Konglomerat Korsel Bantah Terlibat Skandal Presiden Park Geun-hye
Sembilan pimpinan perusahaan di Korsel menghadiri sidang dengar pendapat dengan Parlemen Korsel terkait skandal Presiden Park Geun-hye. (Foto: Reuters)
A
A
A

SEOUL - Sembilan pimpinan perusahaan besar di Korea Selatan (Korsel) menghadiri rapat dengar pendapat dengan parlemen, Selasa (6/12/2016). Mereka menyangkal terlibat dalam skandal Presiden Korsel Park Geun-hye.

Sembilan konglomerat, dalam pertemuan yang disiarkan langsung di televisi tersebut, menampik jika mereka mencari "bantuan" pemerintah ketika diminta memberi donasi pada dua yayasan tertentu. Kedua yayasan tersebut dikelola oleh teman dekat Presiden Park, Choi Soon-sil. Skandal inilah yang kemudian berbuntut pada upaya pemakzulan dirinya.

Di hadapan parlemen, Kepala GS Group, Huh Chang-soo, mengaku sulit menolak permintaan pemerintah. "Ini realitas di Korea Selatan; jika ada permintaan dari pemerintah, maka perusahaan akan sulit menolaknya," ujar pimpinan perusahaan ritel energi dan juga ketua Federasi Industri Korea tersebut.

Disitat dari Reuters, Selasa (6/12/2016), para konglomerat Korsel ini mengelola pendapatan yang setara dengan lebih dari setengah perekonomian Negeri Ginseng. Parlemen Korsel mempertanyakan apakah ada tekanan dari Presiden Korsel Park Geun-hye maupun temannya, Choi Soon-sil, ketika perusahaan mereka dimintai dana bantuan bagi dua yayasan non-profit yang dikelola Choi tersebut. Parlemen Korsel juga mempertanyakan kemungkinan sembilan perusahaan tersebut meminta balasan atas donasi yang diberikannya.

Pemimpin Grup Samsung Jay Y. Lee, yang duduk di tengah pada meja saksi, menyatakan, Presiden Korsel Park Geun-hye, dalam pertemuan tatap muka empat mata, meminta dukungannya untuk mendorong pembangunan budaya dan olahraga. Namun, Park, kata Lee, tidak secara spesifik meminta bantuan uang.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement