JENDERAL TNI (Anumerta) Ahmad Yani. Nama harum di seantero negeri yang kerap dijadikan nama jalan di berbagai daerah, nama masjid, nama universitas (Universitas Jenderal Ahmad Yani/Unjani-Cimahi), hingga nama kapal perang KRI Ahmad Yani 351.
Secara umum, masyarakat mengenalnya sebagai salah satu pahlawan Revolusi. Pahlawan yang menjadi korban kebiadaban kaum komunis pada 30 September/1 Oktober 1965.
Selebihnya? Ya harus diakui bahwa masih terbilang sedikit yang mengenalnya lebih jauh, terutama tentang kiprahnya di masa Revolusi, maupun kehidupannya di masa kecil.
Kebetulan pada suatu ketika di Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani, penulis mendapat kehormatan bertemu Amelia A Yani, salah satu putri sang jenderal yang pada Januari 2016 dilantik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi Duta Besar RI untuk Bosnia.
Anak Sopir Bos Perkebunan Tebu
“Bapak itu dulu kampungnya di Rendeng, Purworejo (Jawa Tengah). Anak tertua dari Mbah (Kakek-Nenek) Wongsoredjo. Mbah dulu itu sopir pribadi keluarga Belanda di pabrik tebu Jenar,” ujar Amelia kepada Okezone.