Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Terdesak, Diktator Gambia Setuju Lengser dan Asingkan Diri

Rahman Asmardika , Jurnalis-Sabtu, 21 Januari 2017 |06:47 WIB
Terdesak, Diktator Gambia Setuju Lengser dan Asingkan Diri
Presiden Gambia Adama Barrow diambil sumpahnya di Kedutaan Besar Gambia di Dakar, Senegal, 19 Januari 2017. (Foto: Reuters)
A
A
A

BANJUL – Diktator Yahya Jammeh yang telah memimpin Gambia selama 22 tahun akhirnya setuju untuk mundur dari jabatannya dan mengasingkan diri. Keputusan Jammeh tersebut mengakhiri krisis kekuasaan yang melanda negara Afrika Barat itu sejak dua bulan terakhir.

Kabar lengsernya Jammeh muncul di saat pasukan gabungan negara-negara Afrika Barat yang telah memasuki Gambia bersiap menurunkan paksa sang diktator. Beberapa jam sebelumnya Panglima Angkatan Bersenjata Gambia juga telah mengakui Presiden Adama Barrow sebagai penguasa Gambia yang sah.

“Saya pastikan kepada Anda bahwa dia telah setuju untuk pergi,” kata Kepala Tim Transisi Pemerintahan Presiden Barrow, Mai Ahmad Fatty sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (21/1/2017). Meski begitu, dia tidak menjelaskan kemana Jammeh akan mengasingkan diri.

Barrow dilantik sebagai Presiden baru Gambia dalam sebuah upacara di Kedutaan Gambia di Dakar, Senegal pada Kamis, 19 Januari 2017. Pria berusia 51 tahun itu memenangi pemilihan presiden Gambia pada 1 Desember 2016 dengan keunggulan tipis atas Jammeh.

Namun, Jammeh tidak mengakui kemenangan Barrow dan menolak untuk mundur dari jabatannya sehingga menimbulkan krisis politik di negara itu yang berlangsung sampai Jumat, 20 Januari 2017.

Meski sebagian besar rakyat Gambia gembira dan menyambut kemenangan dan pelantikan Barrow sebagai presiden, mereka juga menyayangkan dan menolak perlunya adanya intervensi militer dari negara-negara tetangga.

Gambia adalah negara kecil dengan penduduk kurang dari dua juta orang yang kurang memiliki nilai strategis. Namun, gagalnya perpindahan kekuasaan yang terjadi di negara tujuan wisata populer itu dapat menjadi kemunduran besar bagi demokrasi di Afrika, khususnya Afrika Barat.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement