TOKYO - Kim Jong-nam pantas mendapatkan julukan putra mahkota yang terbuang. Ia dikenal hidup jauh dari sorotan media. Namun, hal tersebut tak lantas membuatnya sama sekali tak pernah berbicara pada media.
Beberapa tahun lalu, Kim Jong-nam diketahui pernah melakukan wawancara dengan wartawan asal Jepang, Yoji Gomi.
Sebagaimana dilansir dari Telegraph, Jumat (17/2/2017), dalam wawancara tersebut Jong-nam menyampaikan pandangannya dan mengkritik rezim pemerintahan adik tirinya. Komentar Jong-nam tersebut kemudian diterbitkan di surat kabar Tokyo Shimbun dan dimuat dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 2012. Buku tersebut disusun berdasarkan dari hasil wawancara yang berlangsung selama lebih dari tujuh jam dan 150 e-mail balasan dari Jong-nam kepada Gomi.
Mendengar berita kematian tragis Kim Jong-nam, Yoji Gomi yang pernah mewawancarinya mengaku turut bersedih atas kematian kakak tiri Kim Jong-un tersebut. Ia kemudian melontarkan pujian terkait keberanian Jong -nam dalam mengkritik rezim Korut meskipun terdapat potensi bahaya yang sewaktu-waktu dapat mengincarnya.
Gomi menjelaskan, Jong-nam adalah sosok yang cerdas dan sopan terlepas dari citra playboynya.
"Saya menerima sebuah e-mail darinya. Dan e-mail tersebut menyebutkan bahwa terdapat sebuah peringatan keras dari Pyongyang yang ditujukkan untuknya (Jong-nam) setelah wawancara. Akibatnya ia memutuskan untuk menahan diri untuk berbicara tentang politik. Tapi di dalam pesannya, ia juga menyebut jika dirinya senang untuk melanjutkan interaksi dengan saya. Begitupun dengan saya sendiri," ujar Gomi dalam konferensi pers yang digelar di Club Foreign Correspondents, Tokyo, Jepang.