Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Malaysia Hanya Bisa Tahan Siti Aisyah Maksimal 2 Pekan

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 22 Februari 2017 |12:01 WIB
Malaysia Hanya Bisa Tahan Siti Aisyah Maksimal 2 Pekan
Siti Aisyah. (Foto: Ist. Jawa Pos.com)
A
A
A

JAKARTA – Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) telah mengantisipasi perpanjangan masa penahanan terhadap warga negara Indonesia (WNI) Siti Asiyah. Ia menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan warga negara Korea Utara (Korut), Kim Jong-nam, di Kuala Lumpur pekan lalu.

Siti Aisyah ditangkap pihak berwenang Malaysia pada Rabu, 15 Februari dan telah ditahan selama tujuh hari untuk menjalani proses penyelidikan. Menurut hukum di Malaysia, tersangka hanya dapat ditahan sementara selama tujuh hari sambil menunggu polisi mengumpulkan bukti-bukti untuk diajukan ke pengadilan. Itu berarti, masa penahanan sementara Siti Aisyah berakhir hari ini.

Karena itulah Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Lalu Muhammad Iqbal memastikan penyelidik akan mengajukan perpanjangan masa penahanan sementara terhadap kedua tersangka.

“Jadi dipastikan hari ini penyelidik akan meminta perpanjangan kepada Pengadilan Federal. Kemungkinan minta perpanjangan 3x24 jam,” kata Iqbal melalui pesan singkat kepada media Rabu, (22/2/2017).

Menurut Iqbal, perpanjangan masa penahanan diajukan karena bukti-bukti yang dikumpulkan belum siap untuk diserahkan kepada jaksa penuntut. Hal itu bisa dimengerti melihat hasil autopsi jenazah Kim Jong-nam baru diserahkan Kementerian Kesehatan Malaysia kepada kepolisian pada Selasa.

Meski begitu, penyelidik tidak dapat memperpanjang penahanan sementara Siti Aisyah terlalu lama karena adanya batas maksimal perpanjangan yang diatur hukum Negeri Jiran. “Maksimal penahanan sementara 14 hari,” jelas Iqbal.

Iqbal mengatakan, dia tidak bisa mengonfirmasi apa yang akan terjadi jika dalam dua pekan ke depan penyelidik tidak dapat menemukan bukti keterlibatan Siti Aisyah dan Duon Thi Huong. Dia juga tak mau berspekulasi mengenai ancaman hukuman yang mungkin diterima karena sampai saat ini penyelidikan pihak berwenang masih berjalan.

“Belum bisa spekulasi mengenai ancaman hukuman karena konstruksi hukumnya juga belum jelas. Investigasi masih berlangsung,” pangkasnya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement