Tawa Kecil Raja Faisal
Raja Faisal dikenal melankolik. Ia tak banyak bertanya. Pertanyaan pertama yang diajukan kakak tiri Raja Salman, yang kini memimpin Arab Saudi, itu saat tiba di Wisma Negara adalah ke mana arah kiblat.
Selama di Jakarta, Raja Faisal juga tidak pernah terlambat menghadiri berbagai acara yang sudah disiapkan. Bahkan, ia selalu datang lebih awal, paling lambat 10 menit sebelum acara dimulai.
Sebagai tamu negara, Raja Faisal juga tidak menyusahkan. Saat ditawari untuk berjalan-jalan ke Bogor dan melihat Kebun Raya, ia menolak. Bagi Raja Faisal, ia sudah cukup puas bisa melihat-lihat berbagai masjid di Jakarta.
Untuk melayani keperluannya selama tiga hari jauh dari Istana Kerajaan Arab Saudi, Raja Faisal membawa serta para pembantunya. Namun, rombongannya tidaklah sebesar yang akan diboyong Raja Salman. Raja Faisal hanya membawa 58 anggota rombongan, termasuk delapan anggota inti seperti penasihatnya Pangeran Nawaf dan kepala kabinet kerajaan, Dr Richard Faroun.
Sehari-hari, ada dua pelayan yang selalu siap sedia mengurusi kebutuhan Raja Faisal. Satu orang memastikan kebutuhan pakaian sang raja, sementara satu pelayan lainnya bertugas menyediakan teh (shai) dan kopi (kahwah) Arab.
Para pembantu Raja Faisal, seperti dikisahkan dalam berita "Radja Faisal bisa ketawa ketika dengar gadis2 ketjil menjanji Arab", yang diterbitkan Berita Yudha, Kamis 11 Juni 1970, menyebut, sang raja amat jarang tertawa. Namun, nampaknya ia cukup terhibur hingga tertawa kecil saat menghadiri jamuan makan malam kenegaraan di Istana Negara, Rabu 10 Juni 1970 malam. Kala itu, Raja Faisal menonton pertunjukan gadis-gadis kecil mempersembahkan nyanyian-nyanyian Arab, lengkap dengan tabuhan rebana.