Anehnya Miswan tidak terdaftar dalam kelompok warga miskin yang memperoleh fasilitas gratis dari pemerintah. Karenanya dia tidak pernah bisa berobat gratis. Juga tidak mendapat bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.
“Kalau melihat sudah berjalan enam tahun, berarti Pemkab telah kecolongan. Pertanyaannya, bagaimana pendataan warga miskin selama ini? Jangan-jangan kasus seperti ini (Miswan) masih banyak terjadi di Kabupaten Blitar,“ tegas Marheinis dengan nada tinggi.
Marheinis sendiri tidak sengaja mengetahui nasib Miswan. Saat bersepeda pagi di wilayah Srengat , ia menerima informasi dan langsung memutuskan menjenguk ke lokasi. Kepada pihak Dinas PU Cipta Karya Marheinis berharap ada bantuan perbaikan tempat tinggal. Sebab lokasi yang ditempati Miswan tidak layak huni.
“Untuk kesehatannya saya berharap segera ada observasi terhadap penyakit yang diderita. Sebab, karena keterbatasan yang bersangkutan, selama ini tidak tersentuh upaya medis,“ paparnya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Blitar Romelan mengatakan, pihaknya telah kecolongan. Ia pun akan sesegera mungkin melakukan pendataan ulang jumlah warga miskin di Kabupaten Blitar. Sebagai langkah awal pihaknya akan menempatkan Miswan di panti jompo mengingat yang bersangkutan sebatang kara.