Malaysia Airlines MH370 membawa 227 penumpang dan 12 awak pesawat yang berasal dari 14 negara. Jumlah korban terbanyak berasal dari China dengan 152 orang dan Malaysia kehilang 50 warga negaranya. Sementara warga negara Indonesia, Australia, India dan Amerika Serikat (AS) juga terlihat dalam manifesto yang memuat nama-nama penumpang MH370.
Setelah pesawat itu dinyatakan hilang, upaya pencarian pesawat segera dilakukan dengan melibatkan puluhan pesawat dan kapal. Pencarian MH370 juga melibatkan setidaknya tiga negara besar, Malaysia, Australia dan China dan tercatat sebagai pencarian terbesar dan termahal dalam sejarah penerbangan dunia.
Pencarian yang dilakukan pun meluas dari semula difokuskan di Laut China Selatan kemudian meliputi Samudera Hindia hingga wilayah seluas hampir tiga juta mil persegi sampai ke perairan Afrika. Namun, semua upaya dan dana yang dikeluarkan belum dapat menunjukkan hasil yang memuaskan.
Gerakan mencurigakan pesawat yang berbelok ke arah barat meski rutenya mengarah ke timur laut memunculkan berbagai spekulasi dan teori mengenai keberadaan pesawat. Dugaan pembajakan, terorisme, alien muncul untuk menjelaskan apa yang terjadi pada MH370. Berbagai penampakan pesawat yang dilaporkan juga turut memunculkan teori-teori baru.
Tiga tahun berlalu sejak menghilangnya MH370, pada Januari 2017 pencarian akhirnya dihentikan. Keputusan ini dikritik keluarga korban yang masih berharap sanak dan kerabat mereka ditemukan, terlebih sejumlah serpihan pesawat yang ditemukan menguatkan dugaan burung besi tersebut terbakar dan jatuh ke laut di Samudera Hindia, di sekitar Benua Afrika.
Australia sebagai salah satu sponsor utama pencarian mengatakan kelanjutan pencarian bangkai MH370 masih terbuka jika ada informasi baru yang muncul dan persetujuan dari pihak Malaysia. Akan tetapi, otoritas meyakini puing MH370 tidak berada di area yang selama ini ditelusuri. Lalu ke mana lenyapnya MH370?
(Rifa Nadia Nurfuadah)