Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Guerend mengungkap, melalui program pelatihan ini, Uni Eropa jadi ingin belajar dari Indonesia soal memelihara perdamaian di dunia di bawah PBB. Ia berharap program seperti ini dapat terus dihelat secara rutin.
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa Kemlu Dewi Gustina Tobing memandang program HEAT sebagai bukti baiknya hubungan bilateral antara Indonesia dan UE.
Hubungan keduanya semakin meningkat dengan kunjungan Presiden RI ke Uni Eropa di Brussel, April 2016. Kerja sama Program HEAT juga menjadi bagian dari implementasi perjanjian bilateral Partnership Cooperation Agreement antara Indonesia dan Uni Eropa.
"Melalui program ini, Indonesia telah berbagi kapasitas dan pengetahuan kepada Uni Eropa. Di antaranya dengan memberikan pelatihan kepada para diplomat UE yang menunjukkan kemampuan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Indonesia," kata Dewi Gustina Tobing.
Acara penutupan program ini dihadiri, antara lain, oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend, Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa Kemlu RI Dewi Gustina Tobing; dan Desk Officer Asia Pacific Field Security, European External Action Service (EEAS) Julia Smith, yang datang langsung dari Brussel sebagai observer. Tampak pula para pejabat PMPP dan wakil dari Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu RI.
(Silviana Dharma)