Sementara itu agenda penelitian ketiga adalah soal konteks politik pemerintahan. Yang keempat adalah agenda penelitian tentang konteks politik internasional.
Kelima, agenda penelitian komparatif perang dekolonisasi dan counterintersurgency. Keenam adalah penelitian tentang perang asimetris, yakni terkait skala luas kebijakan dan tindakan militer serta yustisi.
Agenda penelitian ketujuh berikutnya adalah studi-studi regional. Yakni penelitian tentang interaksi kekerasan ekstrem dari sisi Belanda dan Indonesia dengan bekerjasama dengan para sejarawan Indonesia.
Kerja sama dengan para sejarawan Indonesia juga akan dilakukan KITLV, NIMH dan NIOD dalam agenda penelitan kedelapan dan sembilan, yakni penelitian tentang dampak sosial yang berlarut-larut, serta penelitian tentang pernyataan saksi-saksi atau rekan sezaman.
“Atas nama siapa sejarawan Indonesia bekerja sama? (Bambang Purwanto dan Abdul Wahid dari Universitas Gadjah Mada). Negara (pemerintah) kita harusnya jangan diam dan perhatikan bagaimana di Belanda melihat masalah ini,” tandas Jeffry.
(Randy Wirayudha)