PENYUKA tembang-tembang klasik, mesti hampir semua mengenal akan lagi accoustic folk berbahasa Belanda nan bernada jenaka bertajuk, ‘Geef Mij Maar Nasi Goreng’. Lagu itu dipopulerkan Louisa Johanna Theodora “Wieteke” van Dort pada 1979.
Liriknya sarat kata-kata jenaka yang punya makna lumayan dalam tentang kerinduan. Kerinduan Tante Lien, sapaan akrab Wieteke van Dort, akan Indonesia. Kerinduan akibat terusir dari negeri kelahirannya dan terpaksa “mengungsi” ke tanah asal orangtuanya, Belanda enam dekade (60 tahun) lampau.
Lagunya menggambarkan bagaimana Tante Lien bernostalgia dengan beragam kuliner nusantara. Mulai dari telur dadar, sambal, kerupuk, lontong, terasi, serundeng, bandeng, tahu petis, kue lapis, onde-onde, bakpau, ketan, gula jawa, serta tentunya nasi goreng khas nusantara dengan pelengkap telur ‘ceplok’ goreng.
Lagunya sangat ekspresif yang ternyata, memang ungkapan kerinduannya terhadap nusantara dan justru tak betah dengan Negeri Tulip – Belanda. Kerinduan yang turut dia tumpahkan dalam karya buku bertajuk ‘Wieteke van Dort, Kind in Surabaja: Indische Herinneringen’, serta ‘Aan Tafel Met Wieteke van Dort’.