LONDON - Pewaris takhta Britania Raya, Pangeran Charles menyambut kunjungan pemenang Nobel Perdamaian sekaligus penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi di Clarence House di London, Inggris. Pertemuan antara Pangeran Charles dan Suu Kyi kali ini merupakan pertemuan yang ketiga kalinya bagi mereka.
Suu Kyi kini tengah melakukan kunjungan ke Eropa dan diagendakan untuk melakukan beberapa pertemuan penting. Myanmar sendiri diketahui tengah diterpa kritik dari dunia internasional terkait isu Muslim Rohingnya. Sebagai pemenang Nobel, Suu Kyi dituding tidak berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam wawancara dengan BBC, Suu Kyi telah membantah dengan tegas tudingan tersebut.
"Orang-orang menuding saya tidak melakukan apapun terkait masalah ini (Rohingya). Hanya karena saya tidak mengeluarkan pernyataan resmi tentang apa yang akan saya lakukan itu bukan berarti saya mendukung atau menghukum satu pihak atau yang lain." ujar Suu Kyi dalam bantahannya sebagaimana diwartakan Aol News, Sabtu (6/5/2017).
Aung San Suu Kyi memang memiliki hubungan dekat dengan Inggris karena pernah menempuh pendidikan tinggi jurusan filsafat, politik dan ekonomi di St Hugh's College, Oxford. Mendiang ayahnya juga mempunyai peran penting dalam mendapatkan kebebasan Burma atau yang sekarang Myanmar lepas dari penjajahan Inggris.
Pada pemilu Myanmar 2015, Suu Kyi mendapat kemenangan telak. Namun, berdasarkan undang-undang, Suu Kyi dilarang menjadi presiden karena status dua anaknya yang merupakan warga negara asing. Ia kini dianggap menjadi pemimpin de facto Myanmar. (rav)
(Rifa Nadia Nurfuadah)