Kegigihan Samad untuk menanam pohon melebihi kemampuannya menafkahi keluarga, sering kali mendapat cercaan dari sang istri. Tetapi pria tua yang kepalanya nyaris gundul itu tidak peduli.
“Pendapatannya kecil dan setiap hari harus memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jadi kadang saya melarangnya menanam pohon, tetapi dia tidak mau dengar. Kecintaannya pada pohon tak terhentikan,” tutur Jorna.
Putranya, Kutub Uddin (30), tidak pernah melarang ayahnya menanam pohon. Sebab dia tahu sumbangsih ayahnya sangat positif untuk masyarakat.
Seluruh tetangganya tahu kebiasaan baiknya itu. Beberapa mengingat ketika Samad kecil melakukannya. Baktinya membuat mereka menaruh hormat pada Samad. Apalagi dia tidak hanya suka menanam pohon, tetapi juga ringan tangan.
“Samad adalah contoh warga teladan di komunitas kami. Dedikasinya sungguh menginspirasi kami,” ucap warga setempat, Abul Kalam Howlader.
Presiden Ke-35 Amerika Serikat John F Kennedy pernah mengatakan, “Seorang manusia saja bisa membuat perubahan, dan setiap orang seharusnya mencoba.” Pernyataan itu terwujud dan menjelma salah satunya sebagai Abdul Samad Sheikh.
The Daily Star belakangan memberikan penghargaan tinggi kepada Abdul Samad atas dedikasinya kepada lingkungan. Media daring yang berbasis di Bangladesh itu menganugerahinya 100 ribu taka atau Rp16,5 juta. Cukup untuk membantu dia membangun rumah yang lebih baik.
“Saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya butuh bantuan dari kalian semua,” kata Abdul Samad dalam pidato penerimaan penghargaannya.
(Silviana Dharma)