FENOMENA bunuh diri belakangan ini semakin menjadi. Hal ini menjadi perbincangan di tengah masyarakat saat ini. Apakah Anda memperhatikannya juga?
Beberapa hari lalu netizen digemparkan dengan pemberitaan bunuh diri Oka Mahendra. Sosok yang dikenal sebagai mantan kekasih selebgram Awkarin tersebut cukup mencuri perhatian, baik saat hidup atau ketika dikabarkan bunuh diri.
Tidak lama setelah itu, penggemar musik di seluruh dunia dikejutkan dengan pemberitaan kematian Chester Bennington. Musisi kenamaan ini diketahui bunuh diri dan membuat banyak orang penasaran mengapa vokalis Linkin Park itu memilih untuk mengakhiri nyawanya.
Kenapa mereka bunuh diri? Dan, kenapa angka kasus bunuh diri terus meningkat tiap tahunnya, termasuk di Indonesia? Apakah ini ada hubungannya dengan KEBAHAGIAAN?
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap fenomena bunuh diri ini sebagai kasus yang serius, khususnya WHO. Dari data tahun 2012, diketahui ada 804.000 kasus bunuh diri yang terjadi di seluruh dunia. Para pelaku bunuh diri bias pria atau wanita dengan rentang usia 15-29 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang di atas usia 29 tahun.
Bagaimana dengan Indonesia? Laporan WHO tahun 2012 ada 9105 kasus bunuh diri dan sebagian besar di antaranya dilakukan oleh perempuan.
Pemberitaan bunuh diri sebenarnya tidak boleh disiarkan terlalu berlebihan, karena bias menginspirasi orang lain melakukan hal serupa. Namun untuk menangani fenomena ini tidak hanya dibutuhkan larangan itu. Kita perlu tahu kenapa seseorang bunuh diri, untuk menemukan solusi.