Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kubu Presiden Menang Voting untuk Ganti Konstitusi, Situasi di Venezuela Makin Panas

Rahman Asmardika , Jurnalis-Senin, 31 Juli 2017 |18:01 WIB
Kubu Presiden Menang <i>Voting</i> untuk Ganti Konstitusi, Situasi di Venezuela Makin Panas
Foto: Reuters
A
A
A

CARACAS – Situasi di Venezuela kembali memanas setelah kubu pendukung Presiden Nicolas Maduro memenangkan pemungutan suara untuk amandemen undang-undang dasar (UUD) di negara Amerika Latin itu. Pihak oposisi menuding telah terjadi kecurangan sehingga terus melakukan protes dan demonstrasi meski pemerintah Venezuela telah melakukan tindakan keras untuk menghentikannya.

Sepuluh orang menjadi korban dalam gelombang kekerasan yang terjadi di Venezuela pada Minggu 30 Juli, saat Presiden Maduro yang mengabaikan boikot, protes, dan kecaman dari dunia internasional menggelar pemungutan suara untuk membentuk sebuah Majelis Pembuat Undang-Undang. Majelis yang beranggotakan 545 orang itu akan diberikan kekuasaan untuk membubarkan kongres yang dikuasai pihak oposisi dan menulis ulang UUD Venezuela.  

Anggota majelis tersebut termasuk istri Maduro, Cilia Flores; tangan kanannya, Diosdado Cabello; dan beberapa pendukung setia Maduro lainnya.  Demikian dilaporkan Telegraph, Senin (31/7/2017).

Pada Minggu 30 Juli 2017, para demonstran menyerang lokasi pemungutan suara dan membangun barikade di jalan-jalan di seluruh negeri. Tindakan tersebut direspons oleh pasukan keamanan Venezuela dengan tindakan keras, termasuk menembaki para pengunjuk rasa dengan peluru tajam.

Kantor kejaksaan menyebutkan 10 orang terbunuh dalam kekerasan yang terjadi seputar pemungutan suara, membuat jumlah korban tewas dalam demonstrasi yang telah berlangsung selama empat bulan menjadi 120 orang. Mereka yang tewas dalam kekerasan pada Minggu itu, termasuk seorang kandidat majelis, dua demonstran remaja, dan seorang tentara di Negara Bagian Tachira.

Di timur Caracas, tujuh polisi terluka saat sebuah peledak buatan menargetkan konvoi sepeda motor mereka.

Pemimpin senior oposisi, Henrique Capriles, menyerukan rakyat Venezuela untuk terus melawan pemerintahan Maduro melalui demonstrasi memprotes pemungutan suara dan pembantaian yang mengikutnya. Dia mengajak rakyat Venezuela untuk mengikuti aksi protes pada Senin 31 Juli 2017. Bahkan, Capriles cs mengajak rakyat Venezuela mengikuti demonstrasi massal pada Rabu 2 Juli 2017 di Ibu Kota Caracas, hari saat majelis baru tersebut akan mulai bekerja.

(Silviana Dharma)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement