Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kronologi Kekerasan di Rakhine Pemicu Eksodus Muslim Rohingya

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Kamis, 31 Agustus 2017 |17:18 WIB
Kronologi Kekerasan di Rakhine Pemicu Eksodus Muslim Rohingya
Seorang Muslim Rohingya menggendong ibunya untuk mengungsi ke Bangladesh (Foto: Suzauddin Rubel/AFP)
A
A
A

Evakuasi Dinilai Diskriminatif

Evakuasi terhadap 4.000 orang warga Rakhine di luar Muslim Rohingya terkesan diskriminatif. Pemerintah Myanmar seakan membiarkan begitu saja terkepung di antara pertempuran kedua pihak. Seorang saksi mata menuturkan, tentara membakar rumah-rumah warga untuk mendesak kelompok militan keluar dari persembunyian.

(Asap membumbung tinggi dari salah satu wilayah di Rakhine. Foto: AFP)

“Di sebelah barat dari sini apa yang saya lihat hanya asap. Desa dibakar habis, pasar-pasar ditutup, dan warga desa takut keluar rumah karena tentara bisa berlaku kejam sementara persediaan makanan mulai habis. Saya bisa mendengar tangisan anak tetangga,” urai seorang Muslim Rohingya yang minta namanya dirahasiakan, mengutip dari Time, Kamis (31/8/2017).

Dituding Berkolusi dengan Militan, Organisasi Kemanusiaan Tarik Staf dari Rakhine

Kondisi semakin parah usai pemerintah menuding para sukarelawan kemanusiaan berkolusi dengan militan ARSA. Mereka berpendapat, sejumlah biskuit dari World Food Program (WFP) ditemukan di salah satu tempat yang dicurigai sebagai pelatihan militan.

Tuduhan senada dilontarkan Penasihat Keamanan Nasional Myanmar, Thaung Tun. Ia mengatakan, ammonia dan pipa yang digunakan oleh pekerja pembangunan, dipakai untuk membuat bom oleh militan ARSA. WFP dan sejumlah badan kemanusiaan meminta Myanmar membuktikan bukti sehingga bisa dilacak.

Akibat tuduhan tersebut, sebagian besar organisasi kemanusiaan menarik staf mereka dari Rakhine. Selain tuduhan, meningkatnya kekerasan juga menjadi alasan penarikan mundur para staf tersebut.

“Di jalan keluar dari Maungdaw ke Buthidaung, dan bahkan di atas perahu, kami melihat desa-desa terbakar dan helikopter militer berpatroli. Padahal, badan kemanusiaan sedang memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Sangat memalukan,” ucap seorang sukarelawan asing.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement