Klaim Pemerintah Myanmar dan Klaim Muslim Rohingya
Pemerintah Myanmar bersikeras bahwa aksi bersih-bersih itu sudah sesuai hukum serta mengklaim rumah-rumah yang dibakar itu ditinggali oleh kelompok militan ARSA. Menteri Kesejahteraan Myanmar, Win Myat Awe mengklaim, militan ARSA membakar sendiri rumahnya dan kabur.
Sedikitnya 110 orang tewas terbunuh selama operasi tersebut. Pemerintah mengklaim sebagian besar korban tewas merupakan anggota kelompok ARSA. Akan tetapi, Muslim Rohingya mengaku bahwa rumah mereka sengaja dibakar oleh tentara, polisi, dan penganut garis keras. Warga sipil juga ditembaki saat berupaya menyelamatkan diri.
Mengungsi ke Bangladesh
Puluhan ribu Muslim Rohingya terpaksa melarikan diri ke Bangladesh sejak Jumat lalu. Jumlah mereka saat ini sudah mencapai 27.400 orang yang ditampung di Cox’s Bazar. Sebagian besar Muslim Rohingya masuk Bangladesh dengan cara menyusuri Sungai Naf yang terletak di antara perbatasan kedua negara.
(Muslim Rohingya yang berada di kamp penampungan Bangladesh. Foto: Getty Images)
Perwakilan PBB di Bangladesh menuturkan, puluhan pengungsi terpaksa dibawa ke rumah sakit karena menderita luka tembak dan luka bakar. Beberapa di antaranya bahkan berada dalam keadaan sekarat. Sementara itu, 20 ribu orang lainnya masih terjebak di perbatasan selama berhari-hari karena Bangladesh menutup jalur masuk.
Kondisi mereka yang ada di penampungan sementara pun bisa dikatakan memprihatinkan. Bangladesh menyatakan hampir tidak mampu lagi menampung kedatangan para pengungsi etnis Rohingya. Sebab, hingga hari ini, Bangladesh total sudah menerima sedikitnya 400 ribu orang Muslim Rohingya sejak konflik Rakhine meletus 2012.
(Wikanto Arungbudoyo)