“Meski larangan hanya berdampak pada warga Amerika, tentu saja itu seperti mengirimkan pesan dari AS bahwa mereka percaya orang-orang tidak seharusnya berkunjung ke Korea Utara,” ujar Manajer Umum Koryo Tours, Simon Cockerell, sebagaimana dilansir BBC, Jumat (1/9/2017).
Sebagaimana diketahui, Otto Warmbier ditahan dan dipenjara pada 2016 karena dituduh mencuri spanduk propaganda Pemerintah Korut dari sebuah hotel saat berwisata. Ia baru dibebaskan dan dikembalikan dalam kondisi koma ke keluarga pada Juni 2017. Pria berusia 22 tahun itu meninggal beberapa hari berselang.
BACA JUGA: Korut Bebaskan Mahasiswa AS dengan Alasan Kemanusiaan
Kementerian Luar Negeri menuturkan, sedikitnya 16 orang warga AS pernah ditahan di Korut selama 10 tahun terakhir. Sebagian besar warga yang ditahan adalah misionaris, jurnalis, dan profesor berpaspor AS. Washington beberapa kali menuduh Pyongyang sengaja menahan warganya untuk digunakan sebagai alat negosiasi terkait program nuklir dan rudal.
Pihak Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataan resmi menyatakan, siapa saja yang mengunjungi Korut harus paham bahwa mereka tidak boleh meminta privasi. Itu berarti alat-alat elektronik harus melalui pemeriksaan ketat dan otoritas diperbolehkan memonitor daftar panggilan telefon bagi siapa saja yang berkunjung ke Korut.
(Wikanto Arungbudoyo)