AUNG San Suu Kyi, salah satu peraih Nobel Perdamaian kini menjadi sorotan akibat sikap diam seribu bahasanya terkait konflik di Rakhine State yang menimpa etnis Rohingya. Sudah puluhan ribu nyawa melayang akibat konflik yang berawal sejak 2012 ini. Diketahui, pihak militer Myanmar juga menjadi salah satu penyebab konflik tersebut.
Suu Kyi mendapatkan nobel perdamaian pada 1991. Ia meraih penghargaan tersebut karena perannya dalam mengutarakan prodemokrasi dan hak asasi manusia tanpa melakukan tindakan kekerasan.
Bergabung bersama masyarakat sipil, Suu Kyi memimpin mereka untuk melawan pemimpin Myanmar dan meminta perdamaian. Terinspirasi dari Mahatma Gandhi, dia menentang semua tindak kekerasan dan meminta para pemimpin militer untuk menyerahkan kekuasaan kepada pihak sipil. Tujuannya adalah untuk membangun masyarakat demokratis di mana kelompok etnis di negara tersebut dapat bekerja sama secara harmonis.
Penghargaan Nobel Perdamaian tersebut memiliki dampak signifikan dalam memobilisasi opini dunia yang mendukung tujuan Aung San Suu Kyi. Perempuan yang dijuluki "The Lady" ini menjalani masa tahanan rumah selama sekira 15 tahun. Ia baru benar-benar dibebaskan pada 13 November 2010, atau sekira 21 tahun sejak penangkapannya pada Juli 1989.
Usai pembebasannya, Suu Kyi langsung melanjutkan karier politiknya dan memulai demokratisasi secara cepat di Myanmar.
Perjuangannya yang luar biasa dalam menjunjung tinggi demokrasi dan hak asasi manusia kini pun berbalik dengan keadaannya sekarang. Ia tidak melakukan usaha apa pun untuk meredakan konflik Rohingya. Padahal sebagai pemimpin de facto di Myanmar, sebenarnya ia bisa membuat kebijakan. Namun, ia malah diam dan terkesan menghindar ketika ditanyai mengenai rencana apa yang akan ia buat untuk meredakan konflik.
Selain Suu Kyi, masih banyak tokoh dunia yang mendapatkan Nobel Perdamaian dan memiliki cerita inspiratif. Berikut 5 di antaranya, seperti dirangkum Okezone.