Munir Said Thalib, pria keturunan Arab-Indonesia yang lahir di tahun yang sama ketika tragedi 1965 terjadi, meninggal pada usia relatif belia, 38 tahun. Munir meninggalkan satu istri, Suciwati dan dua anaknya, Diva Suukyi Larasathi dan Soeltan Alif Allende. Semasa hidup, ia membidani dua lembaga yang berfokus pada HAM, KontraS dan Imparsial. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau HAM Indonesia, Imparsial.
(Baca juga: Membuka Kembali Kasus Kematian Munir)
Beberapa film dokumenter untuk memperingati tahun-tahun kepergian Munir pun telah dibuat dan diputar. Antara lain, "Bunga Dibakar" karya Ratrikala Bhre Aditya, "Garuda's Deadly Upgrade" hasil kerja sama antara Dateline (SBS TV Australia) dan Off Stream Productions, dan "His Story" diputar di Tugu Proklamasi, 2006.
Mengungkap tuntas kasus kematian Munir adalah salah satu pekerjaan rumah pemerintah Indonesia yang harus dilakukan demi mewujudkan keadilan dan tegaknya HAM. Publik pantas menunggu langkah konkret Jokowi, Presiden sipil yang lahir dari rakyat.
(Salman Mardira)