Banyak di antara yang baru tiba itu semula terkejut dan trauma setelah melarikan diri dari kekerasan yang merebak pada 25 Agustus lalu di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mereka kini semakin putus asa dalam mencari pos-pos pembagian makanan yang baru muncul dalam beberapa hari ini, membagikan paket-paket biskuit dan beras 25 kilogram.
BACA JUGA: Akan Beri Bantuan untuk Muslim Rohingya, Dunia Islam Puji PBB
Seorang pekerja bantuan yang minta tidak disebut namanya mengatakan “persediaan menipis” karena kebutuhan pengungsi jauh lebih banyak daripada yang mereka bayangkan sebelumnya. “Mustahil untuk memenuhinya,” ujar petugas tersebut.
(Rahman Asmardika)