Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

OKEZONE STORY: Dari Rangkaian Tragedi, Penemuan Balok Lego yang Mendunia Terjadi

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 29 September 2017 |08:02 WIB
OKEZONE STORY: Dari Rangkaian Tragedi, Penemuan Balok Lego yang Mendunia Terjadi
Pendiri Lego, Ole Kirk Christiansen, bersama salah satu koleksinya (Foto: Worldkings)
A
A
A

Meskipun ada larangan, Christiansen tetap membeli mesin cetak injeksi plastik pertama di Denmark pada 1946 dan mulai bereksperimen menggunakannya untuk mainan-mainannya. Pada 1947, dia akhirnya diizinkan untuk menggunakannya untuk barang yang bisa dia jual - dan pada 1949, perusahaan tersebut menciptakan produk mainan plastik yang disebut Automatic Binding Brick.

Mainan tersebut memiliki penampilan yang mirip dengan Lego modern dan menurut keterangan Lego yang dilansir History, Jumat (29/9/2017), namanya yang menggunakan bahasa Inggris merupakan sebuah persembahan kepada Pasukan Sekutu yang membebaskan Denmark dari pendudukan Nazi Jerman dan mengakhiri PD II.

Balok Lego terinspirasi oleh satu set batu balok self-locking yang ditemukan oleh sebuah perusahaan Inggris, Kiddicraft. Menurut Lego, Kiddicraft mengizinkan perusahaan itu untuk menggunakan desain mereka, tetapi pada 1981, Lego secara resmi membeli hak cipta balok-balok Kiddicraft dari keturunan penemunya.

Christiansen dan putranya, Godtfred, memberikan perbaikan pada desain baIok Kiddicraft dan mulai menjual balok plastik mereka pada 1949. Meskipun mainan itu bukan produk LEGO yang paling populer, tetapi seiring berjalannya waktu kepopulerannya semakin bertambah.

Ole Kirk Christiansen senior meninggal dunia pada 1952, saat sang putra hampir menggagas penggunaan balok terikat sederhana sederhana sebagai dasar sebuah “Sistem Permainan” yang utuh. Sistem tersebut dirancang berdasarkan prinsip bahwa semua blok harus saling terkait dan meningkatkan baik potensi imajinatif anak dan penjualan dari balok-balok mainan tersebut. Sistem ini menjadi dasar dari Lego modern yang berarti setiap balok Lego yang diproduksi sejak 1955 bisa saling berpaut dengan yang lain.

Baru lima tahun setelah meluncurkan sistem permainannya, Lego kembali mengalami bencana kebakaran. Seperti kebakaran yang pertama kali terjadi, kali ini api membakar semua persediaan mainan kayu dan benar-benar menyudahi nasib perusahaan. Karena itulah Lego kemudian memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kayu dan bergerak maju dengan menggunakan plastik.

Hari ini, keputusan itu berarti bisnis besar. Billund, kota kelahiran Ole Kirk Christiansen yang semula tidak dikenal kini telah menjadi daerah tujuan wisata dan Grup Lego telah berkembang menjadi sebuah raksasa industri mainan internasional. Semua itu tidak akan pernah terjadi tanpa balok-balok mainan sederhana atau api yang berkali-kali hampir menghancurkan mimpi keluarga Christiansen.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement