Sementara itu, terkait adanya simulasi untuk memunculkan pasangan Dedi Mulyadi-Aceng Fikri oleh Partai Golkar di Pilkada Jawa Barat 2018, ia juga menilai pasangan ini berpotensi diusung Golkar.
Selain didasari kesiapan Aceng Fikri untuk bersanding dengan Dedi Mulyadi, peluang itu terdorong pula oleh belum adanya kesepakatan yang dihasilkan dari koalisi yang dibangun Golkar dengan PDIP.
"Dan yang terpenting, dengan kepemilikan hanya 17 kursi tiga kursi untuk memenuhi syarat minimal pengusungan calon. Hanura yang memiliki tiga kursi di DPRD Jabar dapat menggenapkan dukungan, sehingga Golkar dapat mengusung pas," kata dia.
"Lantas pertanyaannya, apakah pasangan ini mampu mengalahkan duet Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien? Sebab, elektabilitas dan popularitas Aceng Fikri saya kira belum terlalu menjual," katanya.
Ia menuturkan apabila Partai Golkar memutuskan mengusung Dedi Mulyadi-Aceng Fikri maka keputusan itu harus dibarengi kerja mesin partai yang maksimal, sehingga popularitas dan elektabilitas Aceng Fikri bisa terdongkrak, minimal mendekati popularitas dan elektabilitas Dedi Mulyadi.