Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tangani Krisis Rohingya, Myanmar dan Bangladesh Sepakat Bekerjasama Terkait Pemulangan Pengungsi

Rufki Ade Vinanda , Jurnalis-Rabu, 25 Oktober 2017 |00:32 WIB
Tangani Krisis Rohingya, Myanmar dan Bangladesh Sepakat Bekerjasama Terkait Pemulangan Pengungsi
Ilustrasi. Rohingya. (Foto: Reuters)
A
A
A

NAYPYITAW - Pemerintah Myanmar dan Bangladesh sepakat untuk bekerjasama menyelesaikan krisis Rohingya dengan melakukan pembahasan terkait pemulangan pengungsi. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari tegangnya hubungan kedua negara akibat arus pengungsi Rohingya ke Bangladesh yang tak kunjung berhenti.

Sebagaimana diketahui, terhitung sejak 25 Agustus lalu, lebih dari 600 ribu warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh. Diwartakan The Star, Rabu (25/10/2017), kesepakatan tersebut diambil setelah kedua belah pihak menggelar pertemuan di Ibu Kota Naypyitaw. Kedua negara sama-sama diwakili oleh menteri dalam negeri yakni Letnan Jenderal Kyaw Swe dari Myanmar dan Asaduzzaman Khan dari Bangladesh.

Baca Juga: Mantap! Kejam terhadap Rohingya, AS Pertimbangkan Jatuhkan Sanksi ke Myanmar

Baca Juga: Atasi Krisis Rohingya, PM Kanada Kirim Utusan Khusus ke Myanmar

Kedua belah pihak juga telah sepakat untuk menghentikan arus keluarnya penduduk Myanmar ke Bangladesh dan sepakat membentuk sebuah kelompok kerja bersama. Sayangya tidak ada informasi rinci tentang langkah-langkah eksekusi kesepakatan tersebut untuk memulangkan para pengungsi Rohingya.

Bangladesh dan Myanmar juga sepakat untuk memulihkan keadaan di Rakhine agar memungkinkan warga Rohingya yang dipulangkan dapat menjalani hidup yang lebih baik. Dalam pertemuan itu, Myanmar juga telah mengirim daftar tersangka yang memicu kerusuhan dan melarikan diri ke Bangladesh serta meminta pihak berwenang ke sana untuk menginvestigasi sekaligus mengembalikan mereka.

Baca Juga: Hmm... Rohingya Makin Merana, Israel Terus Saja Memasok Senjata ke Myanmar

Bangladesh telah berpuluh-puluh tahun menghadapi arus masuknya Rohingya yang melarikan diri. Sementara itu, ratusan orang di Rakhine pada Minggu 22 Oktober memprotes kesepakatan tersebut dan mendesak pemerintah Myanmar agar tidak memulangkan Rohingya.

(Rufki Ade Vinanda)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement