"Saya ingin Anda semua mendukung militer. Hanya jika militer diperkuat maka kedaulatan kita akan diamankan," ujar seorang biksu nasionalis senior, Zagara.
Seiring banyaknya warga Rohingya yang melarikan diri dari Rakhine State, tekanan dari dunia internasional terhadap Pemimpin de Facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, juga terus meningkat. Salah satu kritik keras ke Myanmar juga disampaikan oleh Amerika Serikat yang kini tengah mempertimbangkan pemberian sanksi terhadap negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha tersebut.
Meski tekanan dunia internasional ke Myanmar terus meningkat, namun di dalam negeri dukungan untuk Aung San Suu Kyi cukup tinggi. Sebagian besar warga Myanmar meyakini jika warga Rohingya merupakan imigran gelap dari Bangladesh dan tidak berhak hidup di negara mereka.
Aksi bela negara warga Myanmar ini sendiri ternyata tak luput dari kritik. Human Rights Watch (HRW) atau organisasi HAM internasional mengecam aksi pembelaan terhadap militer yang dinilai sebagai pihak paling bertanggung jawab dalam upaya pembersihan etnis Rohingya.
(Rufki Ade Vinanda)