Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mau Baikan dengan China, Presiden Taiwan Akan Bicara dengan Xi Jinping saat APEC

Putri Ainur Islam , Jurnalis-Senin, 06 November 2017 |18:28 WIB
Mau Baikan dengan China, Presiden Taiwan Akan Bicara dengan Xi Jinping saat APEC
James Soong, utusan khusus Presiden Taiwan. (Foto: Nikkei Asian Review)
A
A
A

TAIPEI - Utusan khusus Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Pertemuan Pemimpin Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) mengatakan bahwa dia berencana akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping dan menyampaikan keinginan Taiwan untuk perdamaian dan stabilitas.

"Saya dengan jelas akan mengungkapkan kepada Xi bahwa kami benar-benar ingin mengembangkan hubungan bilateral dengan cara yang damai," kata James Soong, seorang politisi veteran dan kepala Partai Rakyat Pertama.

BACA JUGA: Presiden Taiwan Ogah Tunduk kepada China

"Kami sangat menginginkan perdamaian dan stabilitas di antara kedua belah pihak, saya percaya bahwa tidak ada pihak yang ingin menyelesaikan masalah dengan paksaan. Saya juga percaya pihak China ingin setidaknya memiliki beberapa dialog dengan Taiwan," ungkap Soong, dilansir dari Nikkei Asian Review, Senin (6/11/2017).

Soong menambahkan, pertemuannya nanti dengan Presiden Xi Jinping akan menjadi sesuatu yang informal dan tidak melibatkan negosiasi politik antara Taipei dan Beijing. Sebenarnya, tidak ada pertemuan resmi yang dijadwalkan, tapi keduanya kemungkinan akan bertemu satu sama lain dan mengobrol singkat di beberapa kesempatan.

BACA JUGA: Di Tengah 'Tatapan' Sinis China, Presiden Taiwan Kembali Kunjungi Hawaii

China telah lama menentang Presiden Tsai Ing-wen untuk menghadiri segara KTT internasional karena khawatir hal itu akan menambah bobot klaim negara tersebut terhadap kedaulatan. Taipei biasanya mengirim pemimpin politik atau bisnis senior ke KTT APEC sebagai kompromi.

Sebagaimana diberitakan, hubungan antara Taipei dan Beijing telah tegang sejak Tsai berkuasa pada Mei 2016. Taiwan telah berada di bawah kendali pemerintah di Taipei sejak berakhirnya Perang Saudara China pada 1949. Namun, Beijing mempertahankan kedaulatannya atas Taiwan.

Selain itu, kunjungan Presiden Tsai ke Hawaii dan Pulau Guam juga semakin membuat Negeri Tirai Bambu tersebut geram. Beijing telah menyampaikan protes kepada Washington yang dengan mudah mengizinkan Tsai Ing-wen berpergian atau masuk ke wilayahnya. China memandang Taiwan yang memerintah sendiri dan demokratis, masih bagian dari China dan terus menyebutnya sebagai isu paling sensitif.

(pai)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement