“Monumen ini menjadi saksi penderitaan ratusan ribu perempuan dan gadis muda yang disebut ‘Wanita Penghibur’, yang dijadikan budak seks oleh Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang di 13 negara Asia Pasifik pada 1931-1945,” demikian bunyi keterangan di patung tersebut.
Selain patung tiga gadis tersebut, ada satu patung lagi yang didirikan terpisah. Patung perempuan lanjut usia (lansia) itu dibangun menyerupai sosok Kim Hak-sun, seorang korban yang pertama kali menyuarakan pengalamannya sebagai wanita penghibur selama pendudukan Jepang di Korea.
BACA JUGA: Protes Patung Jugun Ianfu, Diplomat Jepang Tinggalkan Korsel
Sebagaimana diketahui, sekira 200 ribu orang perempuan dari berbagai negara dipaksa oleh Jepang bekerja sebagai wanita penghibur di rumah-rumah bordil di kamp militer. Para perempuan itu didatangkan dari berbagai negara, seperti Korea, China, Filipina, Indonesia, dan Taiwan.
Selain patung wanita penghibur yang memicu kontroversi di Seoul, Korea Selatan (Korsel), patung serupa juga ada di wilayah lain di AS, Kanada, dan Australia. Di Negeri Kanguru, patung wanita penghibur tersebut pertama kali didirikan pada 2016 sehingga memicu ketegangan hubungan dengan Jepang.
(Wikanto Arungbudoyo)