JAKARTA – Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan peluru kendali (rudal) balistik pada dini hari waktu setempat. Rudal tersebut terbang pada ketinggian 4.500 kilometer (km) dan melaju sejauh 960 km sebelum jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Korut Kembali Tembakkan Rudal Balistik dari Utara Pyongyang
Peluncuran tersebut langsung dikecam oleh Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in. Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, turut mengecam tindakan Korut tersebut. Peluncuran rudal tersebut dianggap tidak sejalan dengan semangat untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.
“Tindakan uji coba rudal interbalistik yang jatuh di perairan Jepang tersebut, menunjukkan tidak tanggung jawabnya Korea Utara dan bertentangan dengan kewajiban Korea Utara terhadap resolusi DK PBB terkait, khususnya resolusi 2270 (2016), 2321 (2016) , 2356 (2017) dan 2371 (2017),” kata Kemlu RI, berdasarkan keterangan pers yang diterima Okezone, Rabu (29/11/2017).
Indonesia mendesak Korea Utara agar sepenuhnya memenuhi kewajiban internasionalnya, termasuk melaksanakan sepenuhnya resolusi-resolusi DK PBB. Jakarta juga menegaskan kembali bahwa stabilitas di Semenanjung Korea memiliki arti yang sangat penting.
“Indonesia mengajak semua negara untuk berkontribusi terhadap penciptaan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” tutup pernyataan resmi Kemlu RI.
BACA JUGA: Rudal Balistik Korut Diperkirakan Mampu Menjangkau Washington
BACA JUGA: Korut Kembali Luncurkan Rudal Balistik, Begini Respons Pemimpin Dunia
Sebagaimana diberitakan, Korut kembali meluncurkan rudal balistik setelah vakum selama kurang lebih dua bulan. Militer Korsel menerangkan, rudal tersebut diluncurkan pada sudut yang cukup tinggi, sehingga mampu terbang sejauh 960 kilometer (km) dan mencapai ketinggian sekira 4.500 km.
BACA JUGA: Deteksi Sinyal Radio, Jepang Duga Korut Segera Luncurkan Rudal
Peluncuran rudal tersebut sebenarnya sudah dideteksi oleh Jepang sejak Selasa 28 November. Tokyo mampu melacak sinyal radio yang tidak biasa dari Korut. Namun, sinyal tersebut dianggap belum cukup untuk dianggap sebagai pertanda peluncuran rudal.
Follow Berita Okezone di Google News
(war)