BANDUNG – Ridwan Kamil kerap ditempatkan di urutan teratas dalam berbagai hasil lembaga survei untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2018. Elektabilitas (tingkat keterpilihan) Ridwan Kamil jauh meninggalkan para pesaingnya.
Namun, itu dinilai bukan jaminan bahwa pria yang akrab disapa Emil itu akan benar-benar keluar sebagai pemenang dalam Pilgub Jabar. Berkaca dari Pilgub Jabar 2008 dan 2013, kandidat yang selalu diunggulkan survei justru selalu terjungkal.
Ketua DPD Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa mengakui hal itu. Menurutnya, hasil survei belum tentu menjamin hasil akhir pilgub.
Karena itu, pihaknya tidak mau terlena dengan hasil berbagai lembaga survei yang ada. Hasil survei justru dijadikan sebagai pelecut semangat untuk Emil dan partai pengusungnya agar bekerja ekstra keras untuk memenangkan pilgub.
"Survei itu kan bukan akhir dari sebuah pilkada kan. Survei itu hanya gambaran hari ini ketika survei dilakukan," kata Saan kepada Okezone, Selasa (5/12/2017).
(Baca Juga: Pilgub Jabar, Nama "Koalisi Zaman Now" Belum Final)
Tidak hanya Nasdem, menurutnya, partai pengusung Emil, yaitu PKB, PPP, dan Golkar juga memiliki pandangan yang sama. Para partai pengusung tak mau terbuai dengan hasil survei.
"Partai pengusung Kang Emil pandangannya sama, tidak boleh terbuai hasil survei. (Urutan teratas) itu kan gambaran sekarang, sedangkan pilkada masih tujuh-delapan bulan lagi," ucapnya.
(Baca Juga: Cawagub Pendamping Ridwan Kamil Ditentukan Awal Januari)
Dengan hasil survei yang tinggi, menurut Saan, akan jadi bekal bagi para partai pengusung untuk bekerja keras. Sehingga, apa yang diramalkan oleh lembaga survei diharapkan akan benar-benar terealisasi.
"Kita harus kerja keras karena nilai survei (Kang Emil) tinggi terus," ucap Saan.
(Erha Aprili Ramadhoni)