Perwakilan Palestina, Riyad Mansour, mengatakan bahwa langkah Presiden Trump tersebut menunjukkan bahwa AS tidak dapat lagi dilihat sebagai perantara perdamaian. Sebelumnya Presiden Trump pernah menyatakan akan berkomitmen untuk mewujudkan kesepakatan antara Palestina dan Israel.
BACA JUGA: Dengan Bantuan Trump, Presiden Palestina Optimis Bisa Berdamai dengan Israel
Perwakilan Israel, Danny Danon, mengucapkan terima kasih kepada AS atas apa yang dia sebut ‘tonggak sejarah bagi Israel, untuk perdamaian dan untuk dunia’.
Sebagaimana diberitakan, pasca-pengakuan AS bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, kecaman meluncur dari berbagai kalangan. Salah satu partai terkuat di Palestina, Hamas, mengimbau agar masyarakat kembali memberontak terhadap Israel.
Ia lantas menyerukan agar warga Palestina, umat Islam, dan suku Arab, untuk melakukan unjuk rasa terhadap keputusan AS tersebut pada Jumat 8 Desember. Haniyeh menyebut ‘pemberontakan’ tersebut sebagai ‘Hari Kemarahan’.