Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Melihat Tradisi Perayaan Natal di Mentawai

Rus Akbar , Jurnalis-Senin, 25 Desember 2017 |16:14 WIB
Melihat Tradisi Perayaan Natal di Mentawai
Tradisi Natal dengan Pembagian Daging di Mentawai (foto: Rus Akbar/Okezone)
A
A
A

PADANG - Seorang warga Mentawai bernama Rudi Beama sedang sibuk menyiapkan 28 daging potong yang akan dibagikan kepada warga pada Perayaan Natal 25 Desember 2017.

Sebanyak 28 potong daging itu merupakan jumlah kepala keluarga yang ada di Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) yang ada di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

(Baca Juga: Uniknya Pohon Natal "Raksasa" dari Kepingan CD di Depok)

Biasanya di gereja tersebut setiap Natal dan Tahun Baru selalu melakukan tradisi pemotongan babi dan ayam. Hewan tersebut merupakan iuran dari jemaat gereja tapi ada juga yang langsung menyumbangkan ayam untuk dipotong dan dibagikan kepada jemaat sama rata.

Tradisi Natal di Mentawai (foto: Rus Akbar/Okezone)

Rudi Beama sebenarnya bukan orang Mentawai asli, tapi dia warga Kupang yang merantau ke Mentawai dan menikah dengan orang Mentawai dan menjadi keluarga di sana. Dia dipilih jemaat menjadi Bajak Gereja (penatua gereja).

Seperti sudah jadi kebiasaan dalam kelompok gereja berbagi-bagi pekerjaan, anak muda kerjanya adalah menangkap babi dalam kandang serta menyembelihnya begitu juga soal ayam, masih pekerjaan pemuda membakar bulu babi serta membersihkannya.

Selanjutnya bagian bapak-bapak kerjanya memotong jadi bagian kecil yang bisa dibagi, selanjutynya pengurus gereja membagikan itu per onggok diatas daung pisang dalam gereja.

Sebelum kepala keluarga mengambil daging babi dan ayam yang sudah dibagikan terlebih dahulu berdoa sebagai ucapan terima kasih kepada sang pencipta Tuhan YME atau bagi masyarakat Mentawai disebut dengan Ulau Manua. Setelah dibawa ke rumah nanti akan diserahkan kepada ibu rumah tangga untuk memasaknya.

“Hewan yang disembelih itu merupakan iuran jemaat, masing-masing menyumbangkan Rp100 ribu untuk 28 keluarga hasil iuran itu kita beli ternak warga, kalau ada rejeki yang berlebih biasanya masyarakat juga menyumbangkan ayam dan babinya untuk dibagi sama jemaat di sini,” ucap Rudi.

(Baca Juga: Kebhinekaan dan Nusantara dalam Demokrasi‎ Jadi Tema Perayaan Natal di Gereja Katedral)

Tradisi Natal di Mentawai (foto: Rus Akbar/Okezone)

Ada yang menarik dalam pembagian ini tidak ada membedakan jabatan dan struktur sosial, mau penatua gereja, mau bupati, mau kepala desa dan dusun atau tokoh semuanya dibagi sama rata, hal itu disampaikan Panenei Paamian (pemimpin dan penatua gereja) Besman Saleleubaja (60).

“Tradisi ini merupakan adat masyarakat Mentawai yang kemudian diterapkan pada agama. Kita berbagi sama rata tidak ada pejabat atau kelas tertentu semua sama rata,” ucap Besman Saleleubaja sekaligus tokoh masyarakat.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement