"Untuk para investor, kami katakan Liberia terbuka untuk bisnis," katanya.
Ia juga mendesak warga Liberia di luar negeri untuk kembali ke rumah, menyerukan persatuan nasional di sebuah negara yang hancur akibat perang saudara dari 1989 sampai 2003 dan tetap terbelah oleh perpecahan berdasarkan etnisitas, kelas, dan politik.
"Dua hari yang lalu dunia melihat saya menangis. Saya tidak menangis karena saya menang. Saya menangis bahwa banyak orang kehilangan nyawa mereka dalam perjuangan untuk perubahan,” tukas Weah.
(pai)
(Rifa Nadia Nurfuadah)