Ipoleksosbud
Cara pandang idiologi, politik, ekonomi dan sosial budaya (ipoleksosbud) lanjut Nuning, harus dijadikan landasan analisis bagi pengentasan persoalan yang terjadi di lapangan. Seorang Panglima harus benar-benar memiliki cara pandang yang tidak kepada salah satu hal pokok saja.
Konflik kepentingan, agama, budaya, sosial yang didasari masalah ekonomi, juga akan menjadi kompleks di tahun politik. Akan sangat mewarnai masa itu. Karena itu dibutuh cara pandang yang lebih luas, lebih menujukan nilai kebangsaan dengan cara pandang ipoleksosbud sebagai sebuah kesatuan berkebangsaan.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto Jadi Warga Kehormatan Kopassus (foto: Antara)
Atensi khusus daerah berpotensi konflik
Sebagai komandan atas seluruh TNI, tentunya panglima memiliki segudang hak dan kewajibannya untuk bisa melanggengkan fungsi pengamanannya. Pemetaan daerah berpotensi konflik seperti Papua, Aceh, Maluku, Poso hingga ke sejumlah titik daerah perbatasan dan daerah terpencil harus dilakukan.
Dalam konteks itu, Nuning meminta agar ada atensi khusus bagi daerah-daerah yang berpotensi konflik itu dengan mulai mengkalkulasi sejumlah pemicu dan embrio potensi konflik masing-masing daerah yang tentunya akan berbeda sesuai dengan kondisi dan budaya serta kepentingan daerah setempat. Kerja sama seluruh komponen TNI dan Polri wajib dilakukan.
(Baca Juga: Amanat Lengkap Marsekal Hadi Tjahjanto saat Menjabat Panglima TNI)
Kewaspadaan terhadap masuknya intervensi asing melalui 'hybrid' atau 'proxy' yang bisa menunggangi politik harus bisa diantisipasi sejak dini. Hal mana akan dibungkus manis dengan sejumlah kepentingan baik kepentingan politik itu sendiri maupun ekonomi.
Tentunya memimpin keamanan di negeri bercorak kepulauan, berbhineka, beragam suku dan agama dengan jumlah penduduk yang juga berjubel ini tidak mudah semudah berkata-kata. Perlu koordinasi, kerja sama dan yang terpenting keikhlasan dalam memimpin.
Ada berjuta asa ratusan juta rakyat Indonesia termandat di pundak sang panglima. Karena kedamaian akan mampu memberikan dampak bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto tentu sudah siap melaksanakan tugas pascamenerima tongkat komando dari pendahulunya. Ada banyak pekerjaan rumah yang masih butuh sentuhan tangan dingin panglima. Damai Indonesia, jayalah TNI.
(Fiddy Anggriawan )