Keluarga Memahami
Menjadi seorang pejabat negara, diakui Zulkifli sangat berat dirasakan keluarganya. Pria kelahiran Lampung, 17 Mei 1962 itu harus berusaha memberikan pengertian kepada keluarganya. Sang istri, Soraya, kata Zulkifli sempat kaget kala ia menjadi pejabat negara pertama kalinya sebagai Menteri Kehutanan. Kehidupannya sebagai istri seorang pengusaha harus beralih menjadi istri pejabat negara, yang harus bisa peka terhadap kondisi sosial masyarakat.
"Istri pengusaha biasanya bebas, ke luar negeri sudah sesuatu yang biasa. Ya biasalah namanya pengusaha ya, tentu dengan menjadi politisi terbatas ya, harus juga peka kan, harus juga empati kepada publik, kepada masyarakat. Lama-lama sekarang Alhamdulilah, semua sudah bisa menyesuaikan," ungkapnya.
Begitu pula terhadap anak-anaknya yang sempat khawatir saat sang ayah banting setir ke dunia politik. Kata Zulkifli, anak-anaknya sempat khawatir ayahnya tak bisa lagi membiayai sekolahnya lantaran berhenti menjadi pengusaha. Padahal sejak 1983 ayahnya sudah terjun menjadi pengusaha. Namun, kekhawatiran itu akhirnya hilang juga setelah dijelaskannya.
"Jadi anak-anak, Alhamdulilah bisa mengerti," katanya.
Ingin Mengabdi di Dunia Pendidikan
Sukses menjadi seorang pengusaha dan menjadi Ketua MPR, rupanya pria yang hobi berolahraga tenis itu bercita-cita terjun ke dunia pendidikan, seperti puteri keduanya. Keinginannya ini didasari nasihat sang ayah bahwa kekayaan yang dimilikinya saat ini tak akan dibawa saat mati meninggalkan dunia. Sang ayah menasihatinya untuk selalu memberikan kebaikan kepada mereka yang masih membutuhkannya.
"Ayah tuh bilang, 'Nak, yang kamu punya itu rumah bagus, mobil bagus. Berapa pun uang kamu itu, enggak akan kamu bawa. Itu semua kamu tinggal. Yang milikmu adalah apa yang kamu beri. Banyak-banyaklah memberi, banyak-banyaklah berbuat, banyak-banyaklah membantu, itu yang milikmu. Pada saatnya nanti, itu yang kamu bawa pulang. Yang segala macamnya itu kamu tinggal. Bahkan bisa menjadi fitnah kalau tidak hati-hati," tutur Zulkifli menirukan nasihat ayahnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun berniat untuk berkonsentrasi di dunia pendidikan begitu ia meninggalkan profesinya sebagai seorang politikus. Ia mengaku sangat tertarik di dunia pendidikan. Ia pun berharap bisa mengubah kesejahteraan masyarakat melalui bidang ini.
"Karena saya meyakini bisa mengubah masyarakat menjadi yang tertinggal menjadi lebih maju yang miskin menjadi lebih sejahtera, jalan cuma satu pendidikan," tuturnya.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Zulkifli pun telah merencanakan untuk membangun sekolah agar bisa mencetak generasi bangsa yang bisa membanggakan Indonesia. Rupanya, cita-citanya ini sudah diwujudkan dengan menyantuni lebih kurang 300 anak untuk disekolahkan hingga perguruan tinggi.
"Kan membanggakan, mereka nanti bisa jadi Ketua MPR, bisa jadi Kapolri, bisa jadi macam-macam. Itulah kebanggaan saya," tutupnya.
(Salman Mardira)