Sebelum tiba di Ceuraceu, terlebih dulu Anda mendapati beberapa lokasi wisata lain seperti Batee Saneuk, Tuwie Kereunda dan lainnya. Tak canggung, Eki langsung mengabadikan gambar dengan kamera miliknya dengan setting-an slow-speed. “Mantap hasilnya Lis,” ucapnya sembari memperlihat gambarnya kepada ku.
Tak berlama-lama, perjalanan pun kami lanjutkan. Keringat bercucuran, nafas ngos-ngosan terbayar tuntas dengan keindahan alam yang ditawarkan Ceuraceu. Air terjun dengan ketinggian sekira 10 meter menyambut kami, di tingkatan ke tiga. “Benar-benar indah,” ucap Eki sambil mengeluarkan alat perekam gambar miliknya.
Tak hanya di tingkat ke tiga, kami juga mendaki hingga tingkatan ke tujuh, yang juga terdapat air terjun dengan ketinggian yang bervariasi.
Suguhan panorama alam yang masih alami ini terlihat jauh dari sentuhan nakal tangan manusia. Tidak hanya itu, arah pandang mata juga dimanjakan dengan keindahan air yang mengalir pelan di bebatuan, bercorak seperti sisik naga. Jika berlama di situ udara membuat Anda membeku. “Mata airnya itu hanya sebesar drum,” kata Marhaban, Kepala Desa Drieun Berumbang, beberapa waktu lalu.
Sungai kolam pemandian Ceuraceu (Foto: Khalis/Okezone)
Lalu, kenapa wisata ini diberi nama Ceuraceu? “Ada tempat mandi, air dan cuacanya juga sangat dingin, mungkin itu alasan kenapa diberinama Ceuraceu," sambung Marhaban.