Setelah mengubur mayat gadis itu, Kurten mengirim sebuah peta ke sebuah surat kabar lokal yang mengungkapkan lokasi makam tersebut.Dia kemudian dikenal sebagai Vampir dari Dusseldorf karena ia meminum beberapa darah dari beberapa korbannya.
Vintage News melansir, banyaknya pembunuhan yang dilakukan dan metode pembunuhan Kurten yang berbeda-beda membuat polisi menduga ada beberapa pelaku yang terlibat. Beberapa korban ditusuk, sebagian lain dipukuli dengan palu hingga tewas sehingga ada ribuan tersangka. Kurten akhirnya tertangkap karena dia membawa seorang perempuan muda ke hutan dan memerkosanya, tetapi perempuan itu tidak dibunuh.
Perempuan itu kemudian melaporkan lokasi rumah Kurten kepada polisi. Kurten mencoba melarikan diri setelah mengakui perbuatannya pada istrinya. Namun, sang istri yang tertarik dengan uang hadiah untuk penangkapan Kurten melaporkan suaminya kepada polisi. Kurten ditangkap pada 24 Mei 1930.
Pada April 1931, Kürten diadili setelah mengakui 79 serangan. Dia didakwa melakukan sembilan pembunuhan dan tujuh upaya pembunuhan. Kurten menerima dakwaaan itu dan menyalahkan kejahatannya terhadap kondisi masyarakat tempat tinggalnya yang menindas.
Kürten dieksekusi dengan menggunakan guillotine pada 1 Juli 1931. Wawancara yang dilakukan Peter Kurten dengan Dr. Berg menjadi sebuah studi psikologi pertama dari seorang pembunuh berantai. Buku yang ditulis Berg, "Sadist" dianggap sebagai laporan dan analisis forensik yang mendalam dan merupakan perkenalan ke dalam pikiran mengerikan seorang pembunuh berantai.
(Rahman Asmardika)