Mendengar curahan hati para dalang, Dedi lantas memberi saran. Salah satunya, terkait pementasan. Dedi berpendapat, durasi cerita wayang bisa dipersingkat demi meraih simpati generasi muda. Manajemen pertunjukan juga perlu diperhatikan agar alur cerita dan kawih Sunda yang dipadatkan tak kehilangan esensi inti.
"Biasanya mulai Pukul 22.00 WIB dan selesai Pukul 03.00 WIB. Nah, bagaimana kalau ini diubah, mulai Pukul 20.00 WIB, maksimal sampai Pukul 23.00 WIB," saran pria yang identik dengan ikat kepala khasnya itu.
Lebih jauh Dedi Mulyadi berpesan kepada para nayaga (penabuh gamelan). Ia menuturkan, gamelan pengiring pertunjukan harus bisa menjadi perhatian khusus, karena bisa membawa kedamaian jiwa saat masyarakat tengah menonton pertunjukan wayang golek.
"Ini mah otokritik dan masukan ya. Lihat bagaimana gamelan wayang kulit dari Jawa itu diperhatikan betul, bahan pembuatannya, saat membuatnya, sampai kebersihan dan tata letaknya. Saya lihat para nayaga gamelan Sunda kurang memperhatikan itu. jiwa kebudayaan dalam gamelan itu agar hidup," ujarnya.